Psikologi Pendidikan: Andragogi dan Pedagogi (Resume 5)
Menurut
Knowles, sebelum wujudnya andragogi, pedagogi sudah muncul. Pedagogi adalah
seni dan kebudayaan bagi pembelajaran anak-anak. Perkataan itu diambil dari
Yunani yaitu ‘paid’ bermaksud ‘child’ dan ‘agogus’
bermaksud ‘leader of’.
Pada
permulaan abad ketujuh di Eropa, sekolah didirikan dengan tujuan mengajar
anak-anak. Sekolah dasar adalah sekolah yang mendidik anak-anak lelaki dalam
menyalurkan ilmu keagamaan. Memandang guru-guru di sekolah itu mempunyai
prinsip dan misi terhadap kepercayaan dan upacara keagamaan bagi pelajar
anak-anak ini, mereka mengendalikan strategi pembelajaran yang dikenali sebagai
‘Pedagogy’ yang bermaksud seni dan kebudayaan untuk pembelajaran anak-anak. Fakta dan guru merupakan peranan kedua dalam
sesi pembelajaran, guru juga harus menyatakan tentang kepentingan pendidikan
formal.
Andragogi
merupakan istilah istilah baru yang popular saat ini adalah teori belajar yang
cocok dan tepat untuk orang dewasa. Istilah andragogi pertama kali dikenal
melalui karya seorang ahli pendidikan Yugoslavia yang berjudul Adult Leadership
(1968), yang artinya memimpin orang dewasa. Kemudian Malcom S. Knowles, dengan
publikasinya yang berjudul Adult Learner: A Neglected Species.
Andragogi
berasal dari bahasa Yunani, aner atau andr, yang berarti orang dewasa agogos,
yang berarti mengarahkan/memimpin. Andragogi dirumuskan dalam suatu ilmu dan
seni untuk membantu orang dewasa belajar. Karena individu orang dewasa adalah
sebagai self directed, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan
belajar dari si pelajar, bukan kegiatan mengajar dari guru.
Istilah
yang sering dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang berasal dari kata
paid, yang artinya anak, dan agogos, yang berarti memimpin/membimbing, dimana
secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena
pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak, maka memakai pendekatan
pedagogi untuk orang dewasa tidak tepat, karena mereka bukan lagi anak-anak.
Tingkat
ketergantungan anak-anak kepada orang dewasa masih tinggi dan menurun seiring
dengan bertambahnya usia mereka. Karenanya praktek pedagogi lebih cocok pada
anak-anak, yang berarti bahwa anak-anak dapat diajar untuk memperoleh suatu
pengetahuan dan pengalaman tertentu. Berbeda halnya dengan orang dewasa, mereka
sudah punya self directing, dan tingkat ketergantungan kepada orang lain
berkurang. Orang dewasa lebih cenderung dibimbing, dimotivasi untuk memperoleh
sesuatu yang pada akhirnya mereka sendiri dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Asumsi-Asumsi Pokok
Teori Belajar Andragogi
Malcolm
Knowles (1970) dalam mengembangkan konsep andragogi, mengembangkan empat pokok
asumsi sebagai berikut:
- Konsep Diri: Asumsinya bahwa kesungguhan dan kematangan diri seseorang bergerak dari ketergantungan total (realita pada bayi) menuju ke arah pengembangan diri sehingga mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dan mandiri.
- Peranan Pengalaman: Asumsinya adalah bahwa sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke arah kematangan.
- Kesiapan Belajar : Asumsinya bahwa setiap individu semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya.
- Orientasi Belajar: Asumsinya yaitu bahwa pada anak orientasi belajarnya seolah-olah sudah ditentukan dan dikondisikan untuk memiliki orientasi yang berpusat pada materi pembelajaran (Subject Matter Centered Orientation). Sedangkan pada orang dewasa mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation).
Pendidikan
orang dewasa (andragogi) berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogi).
Pendidikan anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi, dan
peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa menitikberatkan pada peningkatan
kehidupan mereka, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan
permasalahan yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.
Perbedaan
antara konsep andragogi dan pedagogi adalah bahwa konsep andragogi berkaitan
dengan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia
untuk hidup, sedangkan konsep pedagogi berkaitan dengan proses mewariskan
kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi sekarang.
Terdapat 4 (empat)
konsep untuk membedakan antara orang dewasa dan anak-anak, yaitu:
- Konsep diri,
- Konsep pengalaman,
- Konsep kesiapan belajar, dan
- Konsep perspektif waktu atau orientasi belajar.
Menurut konsep diri
orang disebut dewasa, jika orang tersebut:
- Mampu mengambil keputusan bagi dirinya
- Mampu memikul tanggung jawab
- Sadar terhadap tugas dan perannya.
Dalam
andragogi belajar berorientasi pada pemecahan masalah, yaitu belajar sambil
bekerja pada persoalan sekarang untuk dipergunakan sekarang juga. Dalam
pedagogi orientasi belajarnya adalah pada mata pelajaran yang dipelajari oleh
murid sekarang untuk bekal hidup di masa mendatang.
Andragodi
|
Pedagogi
|
Pembelajar disebut “peserta
didik” atau “warga belajar”
|
Pembelajar disebut “siswa” atau
“anak didik”
|
Gaya belajar independen
|
Gaya belajar dependen
|
Tujuan fleksibel
|
Tujuan ditentukan sebelumnya
|
Peserta didik memiliki
pengalaman untuk berkontribusi
|
Siswa tidak berpengalaman
|
Menggunakan metode pelatihan
aktif
|
Metode pelatihan pasif/ceramah
|
Pembelajar mempengaruhi waktu
dan kecepatan
|
Guru mengontrol waktu dan
kecepatan
|
Kontribusi peserta sangat
penting
|
Kontribusi peserta sangat
sedikit
|
Belajar terpusat pada masalah
di kehidupan nyata
|
Belajar terpusat pada
pengetahuan teoritis
|
Peserta sebagai sumber daya
untuk memberikan contoh/ide
|
Guru sebagai sumber daya untuk
memberikan contoh/ide
|
Masuk pak eko
BalasHapus